Jumat, 04 Juni 2010

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

Enterprise system dapat mengumpulkan informasi yang luas tentang peristiwa bisnis yang dialami perusahaan sebagai bahan untuk membuat analisa tentang keadaan perusahaan dimasa lalu serta membuat ramalan bagi perusahaan dimasa depan sebagai suatu strategi bisnis.
 
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu system/software informasi yang mengintegrasikan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengatur sumber daya internal dan eksternal yang mencakup harta berwujud, sumber daya keuangan, bahan-bahan, dan sumber daya manusia sebagai pendukung sistem perusahaan. Beberapa contoh ERP di antaranya ialah SAP (System Application and Product in data processing), THE SAGE GROUP (Sage MAS 500), ORACLE (Oracle E-Business Suite), MICROSOFT (Microsoft Dynamics AX).

ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II  sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. ERP ini yang kemudian mendorong munculnya modul baru, seperti CRM (Customer Relationship Management), SCM (Supply Chain Management), PLM (Product Lifecycle Management) dan SRM (Supplier Relationship Management). Modul-modul baru itu, pada intinya, adalah pemanfaatan lebih lanjut suatu sistem yang fokus utamanya adalah customer untuk CRM, rantai pergerakan barang untuk SCM, daur hidup produk untuk PLM serta supplier untuk SRM. Posisi ERP ada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh CRM, SCM, PLM dan SRM. Yang jelas, ERP akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan konsumen.

Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Disamping itu ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber Daya Manusia.
Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management.
Modul Finansial dan Akuntasi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling.
Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.

Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat 'machine fault' dan lain-lain. Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory.
 
Keuntungan menggunakan ERP system di antaranya adalah:
• ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
• ERP juga memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa perbedaan valuta, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
• ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan pembetulan banyak sistem komputer yang terpisah.
• ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain dengan kemampuan memadukannya.

Penggunaan ERP juga tidak terlepas dari beberapa kelemahan mendasar, yaitu :
• Distorsi yang tidak dapat dihindari karena sistem ERP tidak melakukan alokasi langsung ke masing-masing unit produksi saat varians terjadi dan terakumulasi hanya pada total varians di akhir periode.
• Sulitnya melakukan cut off dari timing alokasi varians dilakukan terutama untuk varians yang terjadi pada level work in process pada routing awal yang kemudian tersebar pada beberapa routing dip roses produksi level berikutnya.
• Simplifikasi alokasi varians yang menggunakan metode proporsional juga dapat
menyebabkan distorsi dalam penilaian persediaan

1 komentar:

  1. terkait dengan Enterprise Resource Planning (ERP), bisa diunduh artikel berikut http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/929/1/10107392.pdf

    BalasHapus