Rabu, 25 Agustus 2010

Penjualan Modal Saham

Dalam penerbitan saham, prosedur berikut harus dilakukan:
  1. Saham harus diotorisasi oleh Negara bagian umumnya dalam suatu sertifikat atau akta perusahaan.
  2. Saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak  untuk menjual saham itu.
  3. Dana dari saham dikumpulkan dan saham diterbitkan.
Saham dengan Nilai Pari
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut:
  1. Saham preferen atau saham biasa. Mencerminkan nilai pari saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan.
  2. Modal disetor yang melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor. Menunjukkan setiap kelebihan atas nilai pari yang disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang diterbitkan untuk mereka. Kelebihan atas nilai pari akan menjadi bagian dari tambahan modal disetor perusahaan, dan pemegang saham perorangan tidak memiliki klaim yang lebih besar atas kelebihan setoran dibandingkan semua pemegang saham lainnya dari kelompok saham yang sama.
  3. Disagio saham. Menunjukkan bahwa saham telah diterbitkan dibawah nilai pari. Pembeli saham atau pemegang saham yang diterbitkan dibawah nilai pari dapat diminta membayar jumlah disagio jika diperlukan untuk melindungi kreditor dari kerugian bila perusahaan dilikuidasi.
Contoh:
Colonial Corporation menjual seratus  lembar saham dengan nilai pari $5 per saham pada harga $1.100. ayat jurnal untuk mencatat  penerbitan ini adalah:
Kas                                    1100
    Saham biasa                                                                       500
    Modal yang disetor melebihi nilai pari (agio saham biasa)        600
  
Jika saham diterbitkan dengan keuntungan sebesar  $300, maka ayat jurnal akan dicatat sebagai berikut:
Kas                                                                                    300
Modal disetor yang melebihi nilai pari (disagio saham biasa)    200
    Saham biasa                                                                                   500

Saham tanpa Nilai Pari
Alasan negara bagian untuk penerbitan saham tanpa niali pari:
  1. Menghidari kewajiban kontinjen yang mungkin timbul bila saham dengan nilai pari diterbitkan pada disagio.
  2. Masih ada kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan nilai pasar wajar. 
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari  adalah bahwa beberapa Negara bagian mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan  ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai modal dasar.

Contoh: Video electronic  corporation didirikan dengan 10.000 lembar saham yang diotorisasi tanpa nilai pari. Tidak ada ayat jurnal, selain ayat jurnal memorandum, yang perlu dibuat untuk otorisasi itu karena tidak ada jumlah yang terlibat. Jika 500 lembar saham kemudian diterbitkan dengan harga $10 per saham, maka ayat jurnal adalah sebagai berikut:
Kas                5000
    Saham biasa- tanpa nilai pari         5000

Saham tanpa nilai pari yang sebenarnya harus dicatat pada akun sebesar harga penerbitnya tanpakerumitan akibat tambahan modal disetor atau disagio dan mengizinkan saham seperti itu memiliki nilai ditetapkan yaitu, nilai minimum di mana saham tidak dapat diterbitkan dibawah di bawah niali pari. Jadi, saham tanpa niali pari dengan nilai yang ditetapkan minimum atau nilai ditetapkan yang diputuskan oleh dewan direksi, akan memungkinkan sebuah perseroan baru meninggkat operasinya dengan tambahan modal disetor yang mungkin melebihi moal yang ditetapkannnya.
Contoh;
Jika 1000 lembar saham dengan nilai ditetapkan $5 diterbitkan. Pada $15 per saham secarai tunai, maka ayat jurnal adalah sebagai berikut:
Kas                        15.000
    Saham biasa                        15.000

atau

Kas                        15.000
    Saham biasa                                                  5.000
    Modal disetor yang melebihi nilai ditetapkan    10.000
Alasan perusahaan membeli kembai sahamnya yang beredar cukup bervariasi. Beberapa alas an utamanya adalah:
  1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang saham.
  2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas.
  3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi kebutuhan merger yang potensial.
  4. Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar