A. Pengertian
Pemimpin adalah yang tugasnya memimpin.
Kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Menurut Ralph M. Stogdill, handbook of leadership: a suruey ledership and research (new york; free press, 1974):
Leadership adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktuvitas-aktivitas anggota kelompok yang berkaitan dengan tugasnya.
Dari batasan sederhana tersebut tampak 3 aspek dalam kepemimpinan yaitu :
Mengangkat pimpinan dan bawahan / pengikut (apakah bawahan setia / taat?).
Menyangkut pembagian / power.
Selain perintah formal, juga mempengaruhi cara kerja yaitu dengan hubungan informal.
Kekuasaan / power adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga perilaku orang tersebut sesuai dengan yang diharapkan pimpinan.
Menurut George R. Terry menyatakan. Leadership is the relationship in which one person, the leader influenses other to work together willingly on related task to attain that which the leader desires.
Pengertian kepemimpinan timbul dimanapun asalkan ada unsur-unsur berikut:
Ada yang dipengaruhi.
Ada yang mempengaruhi.
Ada pengarahan dari yang mempengaruhi.
B. Teori Kepemimipinan
1. Teori Kejiwaan
Dalam teori ini diajarkan bahwa bakat kepemimipinan itu dapat dibentuk dalam diri seseorang sesuai dengan jiwa orang tersebut. Yakni dengan jalan memberikan berbagai bentuk pendidikan dan pengalaman yang cukup, jadi teori ini menyebutkan bahwa kepemimpinan dapat dibentuk dalam diri seseorang.
2. Teori Keturunan
Teori ini menyebutkan bahwa bakat kepemimipinan itu telah ada melekat pada diri seseorang sejak orang tersebut dilahirkan. Jadi tidak dapat dibentuk seperti pendapat teori kejiwaan, sehingga seseorang yang menjadi pemimpin itu sudah ditakdirkan sampai pada keturunannya, baik pribadinya, mental bahkan faktor phisiknya.
3. Teori Lingkungan
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang pemimipin sebenarnya berasal dari hasil pengelohan suatu lingkungan. Artinya bahwa timbulnya kepemimpinan ini disebabkan karena pada diri orang tersebut sudah terdapat bakat-bakat seseorang pemimpin, disamping kemampuan yang dimilikinya, pendidikan dan pengalamannya selama beberapa waktu didalam melakukan kegiatan.
C. Perkembangan Teori Kepemimipinan
1. Teori Trait
Menurut Keith Davis ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimipinan. Dalam suatu organisasi yaitu:
Kecerdasan (Intellegence).
Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (social maturity and breadh).
Motivasi dan dorongan berprestasi.
Sikap-sikap hubungan manusiawi.
2. Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan (Group theory of leadership). Dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian semua tujuan kelompok harus ada perbutan yang positif antara pemimpin dan bawahan.
3. Teori Situasional
FREED FIEDLER telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efktivitas kepemimpinan yang selanjutnya dikenal dengan Contingen Cy Model Of Leadership Effektiveness.
Situasi ini digambarkan dalam 3 dimensi empiris:
Hubungan pimpinan anggota.
Tingkat dalam sturktur tugas.
Posisi kekuasaan pemimpin yang didapat melalui wewenang formal.
4. Teori Path Goal
Teori ini menganalisa pengaruh / dampak kepemimipinan terhadap motivasi bawahan kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori memasukkan 4 tipe / gaya pokok perilaku pemimipin yaitu:
1. kepemimpinan direktif (Direktive Leadership).
2. kepemimpinan suportif (Supportive Leadership).
3. kepemimpina partisipatif (Participative Leadership).
4. kepemimpinan orientasi pretasi (a chievement oriented Leadership).
D. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tipe-tipe pemimpin dan ciri-cirinya menurut Sondang P, Siagian
1. Kepemimpinan Otoriter (Authoritarient Leadership)
Seorang pemimpin yang bersifat:
Menganggap organisasi adalah milik sendiri.
Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya.
Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
2. Kepemimpinan Mileteritis
Seorang pemimpin yang bersifat:
Dalam menggerakan bawahannya lebih sering menggunakan sistem pemerintah.
Dalam menggerakkan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.
Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan.
Menuntut disiplin yang tinngi dan kaku dari bawahannya.
Sukar menerima kritik dari bawahannya.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Kepemimpinan Paternalitis (Paternalistik Leadership)
Seorang pemimpin yang bersifat:
Terlalu melindungi (Overly Protektive).
Sering bersifat maha tahu.
Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif / keputusan.
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
4. Kepemimpinan Karismatik
Sampai saat ini belum ditemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma, yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian memiliki daya tarik yang amat besar, oleh karena itu pada umumnya orang yang memiliki karisma mempunyai pengikut yang sangat besar, meskipun para pengikut seringkali tidak dapat menjelaskan mengapa mereka jadi pengikut. Dikatakan pemimpin yang karismatik diberkahi kekuatan ghaib (suppranatural power). Kekayaan, umur, kesehatan dan profil tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk karisma. Contoh Mahatma Gandi dan Albert Einstein.
5. Demokrasi
Tipe pemimpin seperti inilah yang cocok untuk organisasi modern. Pemimpin yang demikian memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak pada manusia sebagai makhluk termulia didunia.
Selalu berusaha mensinkronisasikan antara kepentingan tujuan pribadi bawahannya.
Senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik bawahannya.
Selalu berusaha mengutamakan kerja sama dan teman kerja dalam usaha mencapai tujuan.
Selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil.
Berusaha mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin.
Ikut sertanya bawahan dalam pengurusan (social participation).
Adanya pertanggung jawaban dari pemimpin terhadap bawahannya (social responsibilaty).
Social control dan social support.
Kepemimpinan yang demokratis mendorong timbulnya inisiatif bawahan, disamping itu juga bersifat terbuka yakni mengakui dan membenarkan adanya pengawasan, tipe kepemimpinan seperti ini akan terdapat dalam organisasi / perusahaan yang menerapkan sistem “open management” atau “demokratic manajement”.
E. Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)
Gaya kepemimpinan dapat dipelajari dan dipraktekkan, didalam penerapannya harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi menurut Blafie dan Mouton. Ada 5 gaya kepemimpinan dizaman industri modern yaitu:
1. Gaya tidak peduli (Worst Leadership Style)
2. Gaya condong pada manusia (People Oriented Style)
3. Gaya condong pada produksi (Production Oriented Style)
4. Gaya cari keseimbangan (Maintain Present Balance Style)
5. Gaya puncak (Peak of Leadership).
Pimpinan perusahaan yang termasuk kedalam golongan work leadership style adalah orang-orang yang kepemimpinannya disebut tipe pemimpin pembelot (deserter type) artinya pemimpin jenis ini orang-orang yang tidak ada perhatian / tidak acuh kepada kepentingan orang lain, banyak terdapat di negara-negara maju dan negara berkembang.
F. Kepemimpinan Ditinjau dari Berbagai Pendekatan
Berbagai cara pendekatan kepemimpinan banyak dikemukakan, antara lain George R. Terry mengungkapkan enam teori, yaitu:
1. Situational Theory
Perangkat kepemimpinan menurut teori ini terdiri dari empat variabel, yaitu :
a. Sang pemimpin,
b. Para pengikut,
c. Organisasi,
d. Pengaruh sosial, ekonomi dan publik.
Dinamakan teori situasi ialah karena cara pendekatan kepemimpinan itu memerlukan suatu fleksibilitas terhadap situasi. Pendekatannya dalam hal ini orang mesti banyak mengerahkan perhatian terhadap perkembangan ekonomi dan politik. Keberhasilan atau efektivitas kepemimpinan jenis ini menurut Fiedler ditentukan oleh tiga hal, yaitu:
a. Derajat kepercayaan pengikut terhadap pemimpinnya.
b. Derajat jenis pekerjaannya yang dikerjakan pengikut, apakah rutin atau berkala (ill-stuctureed).
c. Derajat kekuasaan pemimpin.
2. Personal Behavior Theory
Teori ini mengkaji tingkah laku pribadi pimpinan didalam memimpin atau menghadapi sesuatu yang berbeda sifatnya. Pola kepemimpinan teori ini ada dua, yaitu pola kepemimpinan serba atas (boss centered leadership) dan pola kepemimpinan serba bawah (subordinate centered leadership).
3. Supportive Theory
Kadang-kadang teori ini disebut Partisipative Theory karena kedudukan sang pemimpin mendorong para pengikutnya untuk berperan serta dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sampai tercapai sesuai dengan yang dicita-citakan.
4. Sociologi theory
Sosiologi sebagai ilmu, lahir dan dibesarkan oleh dunia barat, khususnya dinegara industri. Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku di dalam masyarakat. Kepemimpinan menurut teori ini lebih menitikberatkan permasalahan mengenai dua hal, yaitu upaya melancarkan aktivitas dan mendamaikan setiap konflik di antara pengikutnya.
5. Psychologic Theory
Tugas utama seorang pemimpin menurut theori ini mengembangkan motivasi terbaik. Jadi, sang pemimpin selain menggerakkan bawahannya untuk mengambil bagian pada tujuan organisasi juga hendaknya dapat menunjukkan bahwa tujuan organisasi merupakan tujuan mereka sendiri. Ahli psikologi industri Blake dan Mounton menggambarkan tipe-tipe pemimpin ke dalam jaringan “managerial-grid”.
6. Authocratic Theory
Menurut teori ini pemimpin bertindak dengan sanksi seperti hukuman bila perintahnya tidak dipatuhi. Sebaliknya, ia memberi hadiah bila pekerjaannya berjalan dengan baik. Umpamanya menaikkan upah dengan jalan memberi bonus bila produksi, sebaliknya memotong upah bila ternyata kualitas barang menjadi jelek.
G. Teori Traitist
Ada lima ahli yang mengembangkan teori ini, yaitu:
1. Ordway Tead
Sifat-sifat kepemimpinan dari seorang pemimpin yang diperlukan ada sepuluh, yang diterjamahkan oleh J. Panglaykim sebagai berikut:
a. Energi
b. Selera pemimpin
c. Enthusiasme
d. Ramah tamah
e. Integrated (pemersatu)
f. Kemahiran teknis
g. Sanggup mengambil keputusan, artinya seorang pemimpin diharuskan dapat dan berani mengambil keputusan.
h. Inteligensi (cerdik dan cendikia)
i. Kecakapan mengajar
j. Iman yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah.
2. Chester I. Barnard
Menurut Chester I. Bernard, hanya dua hal atau dua kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pertama, kelebihan atau superioritas di bidang-bidang teknik kepemimpinan dan kebulatan tekad memimpin. Kedua, kelebihan dalam kebulatan tekad memimpin dimaksudkan bahwa sang pemimpin mempunyai tekad bulat dan kemauan keras untuk memimpin bawahannya demi tercapainya apa yang dituju (goal) dengan sukses.
3. Erwin Schell
Manurut Erwin schell, sifat yang paling diutamakan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin ialah:
a. Adanya minat dan keramahan terhadap yang dipimpinnya;
b. Daya tarik (pribadi); dan
c. Berilmu.
4. George R. Terry
George R. Terry menyebutkan sifat-sifat yang penting yang sangat vital bagi pimpinan adalah sebagai berikut:
a. Penuh energi, baik jasmani maupun rohani dan dapat bergiat terus menerus.
b. Stabilitas dalam emosi dan tidak boleh berprasangka buruk tentang orang-orang bawahannya.
c. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan manusia.
d. Keinginan untuk menjadi pimpinan harus menjadi daya pendorong yang muncul dari dalam dan tidak dipaksakan dari luar.
e. Mempunyai kemahiran dalam mengadakan komunikasi secara lisan atau tulisan.
f. Mempunyai kecakapan mengajar.
g. Mempunyai kemahiran di bidang sosial supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan dari orang-orangnya (sifat suka menolong, senang jika orang-orang maju, ramah dan dapat menghargai pendirian orang lain).
h. Kecakapan untuk berpikir secara terang, dinamis dan aktif.
5. Henry Fayol
Henry Fayol lebih menekankan kepada segi-segi rohani, moral dan erudisi dari seorang manajer/pimpinan.
H. Kepemimpinan dalam Perusahaan Ditinjau dari Segi Psikologi
Masalah kepemimpinan selain menyangkut masalah dibidang sosiologi, juga ada hubungan dan erat kaitannya dengan bidang psikologi. Umpamanya orang menggolongkan para pemimpin perusahaan ke dalam tipe-tipe yang ditinjau dari segi psikologi yaitu tipe-tipe:
1. Defensif atau reseptif
Tipe ini diterjemahkan oleh J. Pangkaykim, dkk. Dengan pemimpin yang serba terima. Artinya, sang pemimpin tipe ini menganggap bahwa jalan satu-satunya untuk mendapatkan apa yang diinginkan adalah dengan menerimanya dari orang lain, yaitu dari para penasihat atau orang-orang yang dipercayainya. Dalam suatu perusahaan kita lihat bahwa pemimpin tipe ini banyak mendelegasikan kepemimpinannya (wewenang dan tanggung jawab) kepada bawahannya.
2. Agresif
Tipe agresif disebut juga tipe eksploitatif. Kita jumpai didalam perusahaan bila sang pemimpin didalam hal ini sifatnya agresif. Ia menganggap, pendapat atau buah pikiran orang lain (bawahannya) harus dapat digunakan, walaupun caranya licik atau dengan kekerasan.
3. Hoarding
Tipe hoarding atau tipe menimbun, artinya sang pemimipin menganggap dirinya cukup kuat dan berwibawa. Selain itu, ia menganggap tidak meniru dari orang lain. Sebaliknya, dia pun tidak meneruskan pengetahuan dan pengalamannya kepada orang lain.
4. Marketing
Pemimpin menurut tipe ini menganggap dirinya dan kepandaiannya berharga bagi orang lain. Artinya, ia dan ilmu yang ada padanya amat dibutuhkan orang sehingga dia berusaha memamerkan dan memainkan peranan seperti yang dikehendakinya. Tipe pemimpin yang seperti ini pilihan utamanya adalah organisasi besar dan ia berusaha keras untuk dapat berperan di dalamnya.
5. Produktif
Pimpinan tipe produktif beranggapan, para bawahannya hendaklah berperan untuk menjadi manusia produktuf, yakni dengan jalan memberi pendidikan dan memberi mereka kesempatan untuk berkembang. Seperti dimaklumi, orang produktif itu ialah orang-orang yang mempunyai kesanggupan untuk memanfaatkan kekuasaan dan kesanggupannya untuk tujuan produktif.
Pemimpin menurut versi Sosiolog adalah orang yang paling dekat dengan tindakan merealisasikan norma-norma kelompok (organisasi) sehingga pemimpin yang paling bertanggung jawab terhadap peraturan agar dipatuhi oleh semua anggotanya.
I. Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik
Di indonesia terkenal adanya kepemimpinan pancasila seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, dimana seorang pemimpin dikatakan baik apabila memiliki jiwa dan watak, seperti:
Ing Ngarso Asung Tulodho; yang berarti bahwa seorang pemimpin harus berani tampil didepan dengan memberikan contoh-contoh yang baik serta dapat ditiru oleh oleh bawahan, atau harus mampu memberikan teladan bagi bawahannya.
Ing Madya Mangun Karso; yang berarti bahwa seorang pemimpin juga harus dapat membangkitkan semangat atau gairah kerja dikalangan bawahan. Apabila pemimpin tersebut berdiri diantara bawahannya.
Tut Wuri Handayani; yang berarti bahwa seorang pemimpin harus bersedia melindungi, memberikan dorongan-dorongan, nasehat dan petunjuk kepada semua bawahannya. Agar meningkatkan prestasi kerja serta tidak lupa bahwa semua tugas yang dilaksanakan bawahan akhirnya menjadi tanggung jawab pemimpin yang bersangkutan.
Untuk mendukung hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka dituntut persyaratan-persyaratan agar semuanya dapat terlaksana, yakni bahwa seorang pemimpin haruslah:
Sehat, baik jasmani maupun rohani.
Berpendidikan serta mempunyai pengalaman yang cukup luas.
Setia, jujur dan adil.
Memiliki kekuatan (power) serta kemantapan emosi.
Sederhana, cakap berkomunikasi dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar